close

Konsep Dasar Manajemen Strategik



A. PENDAHULUAN
           Megatrend adalah arah yang luas, meliputi semua bentuk kehidupan kita selama satu dekade atau lebih. Megatrend menggambarkan arah perubahan dunia dalam dimensi sosial an ekonomi. Dalam Megatrend 1982, John Naisbit dan Michael Porter memprediksi kelahiran era ekonomi informasi (information economy). Perekonomian dunia Barat sebelumnya sangat tergantung pada pertanian, kemudian disusul dengan era revolusi industri. Tahun 1960-1970an, muncul era baru yaitu semakin banyak orang  mempunyai pekerjaan di mana mereka membuat, memproses, atau memanipulasi informasi. Tahun 1982 information economy semakin berkembang, dan tahun 1990  era tersebut semakin maju karena didukung oleh era teknologi maju, dan hasilnya sudah sangat terasa dalm kemajuan ekonomi dunia. Era informasi sudah mulai berakhir, dan  kita mulai babak baru, yaitu era conciousness. Dalam megatrend  2010 terdapat adanya sinergi dari perubahan tata nilai dan kebutuhan ekonomi mampu mengubah kapitalis.
           Perubahan-perubahn tersebut diperlukan sikap agar perusahaan tetap eksis dalam era tersebut. Oleh karena itu memerlukan manajemen strategi.
Perusahaan sebagai sebuah sistem terbuka yang tidak lepas dari lingkungan, baik lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Lingkungan tersebut selalu berubah cepat, bahkan terkadang sulit diprediksi, misalnya:  perkembangan teknologi dan informasi, selera konsumen, krisis ekonomi, dan sebagainya. Strategi yang dibuat oleh perusahaan saat ini mungkin sesuai bagi perusahaan, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Namun strategi tersebut tidak akan sesuai lagi setelah beberapa bulan diimplementasikan. Oleh karena itu agar perusahaan bisa unggul dalam persaingan, diperlukan adanya manajemen strategik.
           Strategi tidak akan bermanfaat bagi perusahaan, jika strategi tersebut tidak dikelola (manage) dengan baik. Strategi bukan hanya keputusan atau perencanaan saja, namun juga perlu diimplementasikan, dievaluasi dan dikontrol. Kegiatan ini sangat diperlukan agar strategi yang dipilih betul-betul sesuai dengan kapabilitas dan peluang perusahaan, sehingga dapat meningkatkan kinerja  perusahaan.
            Dalam menjalankan strateginya, perusahaan mengelompokkan aktivitas-aktivasnya dalam beberapa  devisi, fungsi, atau  departemen  agar tujuan perusahaan tercapai. Dalam setiap perusahaan, minimum terdiri dari 4 departemen, yaitu Departemen Operasi, Departemen Pemasaran, Departemen MSDM, dan Departemen Keuangan. Oleh karena itu diperlukan manajemen strategik untuk mengkoordinasi aktivitas dari departemen, devisi, atau  fungsi-fungsi dalam  perusahaan  tersebut.

B. STRATEGI DAN KETIDAKPASTIAN
           Konsep strategi tidak lepas dari ketidakpastian. Kenyataannya ”ketidakpastian” merupakan elemen kunci dalam strategi. Strategi merupakan respon langsung dan inteligen terhadap ketidakpastian. Proses manajemen strategic berusaha untuk mengelola informasi kualitativ maupun kuantitatif dalam kondisi yang penuh ketidakpastian.
            Salah satu praktek manajemen yang semakin banyak diterapkan dewasa ini adalah manajemen stratejik. Tujuan utama dari penerapan manajemen stratejik adalah menciptakan, mengembangkan serta mempertahankan daya saing perusahaan dalam ingkungan usaha yang terus mengalami perubahan. Menurut Teece et al. (1997: 509), the fundamental question in the field of strategic management is how firms achieve and sustain competitive advantage. Menurut Wheelen dan Hunger (2000: 3), Strategic management is the set of managerial decisions and actions that determine the long-run performance of a corporation. Sedangkan Pearce and Robinson (2000: 3) mengatakan bahwa strategic management is the set of decisions and actions that result in the formulation and implementation of plans designed to achieve a company’s objectives.
            Menurut Zahra (dalam Huff, 1982:123) manajemen stratejik dapat meningkatkan kinerja organisasi, efektif dalam menghadapi keadaan lingkungan serta membangun kerja sama tim dan profesionalisme dalam organisasi. Sedangkan menurut Hendrawan (2003: 12) organisasi yang menerapkan manajemen stratejik menunjukkan kinerja financial yang lebih baik. Kemudian Jauch dan Glueck (1994: 87) menyebutkan bisnis yang melaksanakan manajemen stratejik akan lebih efisien dan efektif. Sedangkan Miller dan Cardinal (dalam Wheelen dan Hunger, 2000: 4) menyatakan bahwa organisasi yang menerapkan manajemen stratejik secara umum mengungguli organisasi yang tidak menerapkannya.
C. PENGERTIAN MANAJEMEN STRATEGIK
           Untuk bisa memahami manajemen strategik, maka terlebih dahulu memahami pengertian strategi. Strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Strategi tidak berdiri sendiri, namun strategi dipengaruhi dan mempengaruhi banyak faktor, yaitu lingkungan internal, lingkungan eksternal, level dan fungsi-fungsi dalam perusahaan. Oleh karena itu strategi perlu dikelola dan dikoordinasi dengan baik.
           Manajemen Strategik adalah serangkaian tindakan dan keputusan  yang mengharuskan  perusahaan menentukan visi, misi, dan  tujuan perusahaan; melakukan analisis lingkungan eksternal dan internal; menentukan strategi yang sesuai; mengimplementasikan strategi;  serta mengevaluasi, memodifikasi atau mengubah strategi sesuai dengan kebutuhan.  Pengertian tersebut mengandung fungsi-fungsi dasar manajemen, yaitu perencanaan (planning),  pengorganisasian (organizing), implementasi (implementing), dan pengawasan (controlling).
            Beberapa ciri manajemen strategik, yaitu, a). Interdisiplinary. Artinya manajemen strategik tidak hanya diterapkan oleh satu departemen  saja, tetapi terkait dan saling interaksi  dengan berbagai departemen lain dalam perusahaan. Manajemen strategik terkait dan saling berinteraksi dengan departemen sumber daya manusia, departemen keuangan, departemen operasional, departemen riset dan pengembangan, dan sebagainya. b). Future direction. Artinya manajemen strategik menjadi peta ke mana arah yang akan dituju perusahaan di masa yang akan datang dan bagaimana melakukannya. Semua ini harus selalu mempertimbangkan faktor eksternal dan internal perusahaan. Faktor eksternal meliputi:  kondisi ekonomi, politik, sosial, budaya, pesaing, pemasok, pembeli, dan sebagainya. Faktor internal merupakan kapabilitas yang dimiliki perusahaan, seperti kualitas sumber daya manusia, modal, entrepreneurship, dan sebagainya. c). On going process, neverending process, and not a start-stop event. Manajemen strategik merupakan suatu proses yang terus berlangsung dan menunjukkan siklus yang tidak akan pernah berakhir, karena beberapa hal yaitu, 1). Elemen-elemen  manajemen strategik (seperti  visi, misi, tujuan, lingkungan, strategi, implementasi, evaluasi, dan kontrol) saling terkait satu dengan yang lain dan masing-masing elemen tidak berdiri sendiri. Kalau masing-masing elemen berdiri sendiri, maka strategi tidak akan  bermakna sama sekali. 2). Untuk mempertahankan  dan meningkatkan keunggulan bersaing, manajer dituntut untuk selalu mengevaluasi dan mengontrol strategi secara terus menerus. Kalau strategi yang ada sudah tidak sesuai lagi dengan perubahan kondisi lingkungan eksternal dan internal, maka strategi perlu dimodifikasi atau diubah.
            Beberapa alasan mengapa perusahaan perlu mengubah strateginya, antara lain: a). Kondisi persaingan dan industri selalu  berubah secara cepat dan kadang sulit diprediksi; b). Preferensi konsumen selalu berubah; c). Munculnya ide-ide baru dan ilmu baru untuk meningkatkan dan mempertahankan keunggulan bersaing; d). Munculnya  peluang dan ancaman baru yang muncul, misalnya perkembangan teknologi, strategi baru dari pesaing, dan lain-lain; e). Adanya peristiwa-peristiwa lain yang secara signifikan mempengaruhi kinerja perusahaan.
            Ada perbedaan antara strategi dengan taktik. Jika kita memutuskan apa yang sebaiknya kita lakukan, berarti kita memutuskan sebuah strategi. Namun jika kita memutuskan bagaimana kita mengerjakan sesuatu, berarti kita memutuskan sebuah taktik. Strategi berarti mengerjakan sesuatu yang benar (doing the right things). Taktik adalah mengerjakan sesuatu secara benar (doing the thing right).
C. MODEL MANAJEMEN STRATEGIK
                                                

                                                                Model Manajemen Strategik
            Model manajemen strategik berisi serangkaian tahapan yang saling terkait satu dengan yang lain, sebagai berikut:
1. Menentukan visi,  misi, falsafah, dan tujuan  perusahaan
Visi  merupakan refleksi dari aspirasi manajemen tentang  kemana arah yang akan dituju oleh perusahaan (where we are going) dan merupakan gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh perusahaan di masa yang akan datang. Visi ini biasanya ada di benak para pendiri perusahaan, sehingga perlu dikomunikasikan kepada anggota perusahaan. Pernyataan visi menunjukkan :
                                “What we believe we can be”
                               “What do we want to become”
Misalnya : Visi Mc.Donnal adalah menjadi resto siap saji paling cepat di dunia, Visi Unissula adalah sebagai universitas Islam terkemuka di Indonesia  yang melahirkan generasi khoiro ummah.
Misi menunjukkan apa yang diinginkan atau cita-citakan di masa yang akan datang, menyiratkan citra yang ingin dipancarkan perusahaan, mencermikan konsep diri perusahaan, memberikan indikasi bidang usaha atau jasa utama perusahaan serta kebutuhan utama pelanggan yang akan dipenuhi  perusahaan.
Pernyataan misi menunjukkan :
                                            “What is our business”
                                           “What do we do best in that business”
             Misalnya misi Telkomsel adalah  meningkatkan kepuasan pelanggan, misi Kentucky Fried Chicken adalah memuaskan pelanggan akan kualitas pelayanan.
            Falsafah perusahaan yang biasa disebut kredo adalah nilai-nilai yang harus ditanamkan pada setiap hati dan tingkah laku karyawan. Falsafah perusahaan dikembangkan karena perusahaan kadang-kadang mendapatkan masalah untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
             Penyusunan tujuan dimaksudkan untuk mengubah statement visi dan misi ke dalam target kinerja yang spesifik dan mempermudah manajemen dalam mengukur keberhasilan kinerja perusahaan. Semua manajer pada setiap tingkat devisi menyusun tujuan. Tujuan antar devisi tidak boleh bertentangan satu dengan yang lain. Ada 2 tipe tujuan, yaitu: tujuan strategik dan tujuan finansial. Tujuan strategik, misalnya kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, dan menjadi tiga besar bank di Indonesia. Tujuan finansial, misalnya  besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, tingkat Return On assets,  harga saham,  dan pertumbuhan perusahaan.

2. Melakukan analisis lingkungan  eksternal dan internal
           Analisis lingkungan eksternal merupakan proses mengidentifikasi dan mengevaluasi informasi-informasi dari luar perusahaan, sehingga dapat mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Misalnya: industri, pelanggan, pesaing, pemasok, kondisi politik, ekonomi, demografi, sosial budaya, dan  teknologi.          
            Analisis lingkungan internal merupakan proses mengidentifikasi dan mengevaluasi karakteristik internal perusahaan seperti: sumber-sumber yang tersedia dalam perusahaan, kapabilitas, dan kompetensi inti. Melalui analisis lingkungan internal akan diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan.

3. Melakukan analisis dan memilih strategi yang sesuai
           Setelah manajemen melakukan analisis lingkungan ekternal dan internal, perusahaan dapat melakukan analisis dan memilih strategi yang sesuai. Ada strategi generik yang umum digunakan oleh perusahaan, yaitu strategi stabilitas, strategi ekspansi, strategi penciutan, dan strategi kombinasi (Glueck, 1988). Strategi generik lain adalah a low cost provider strategy, a broad differentiation strategy, a best cost provider strategy,  a focused strategy based on lower cost, dan a focused strategy based on differentiation (Michael Porter, 1980). Strategi lain adalah merger dan akuisisi, diversifikasi, integrasi vertikal, integrasi horizontal, dan sebagainya.
            Dalam melakukan analisis dan memilih strategi, terlebih dahulu perusahaan harus menentukan  bidang bisnis akan ditekuni di tingkat korporasi atau tingkat bisnis,  kemudian memilih  strategi bersaing yang sesuai sehingga perusahaan tetap dapat bersaing dalam lingkungan bisnis yang dinamis. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam analisis dan pemilihan strategi, yaitu: peran strategi yang lalu, tingkat ketergantungan perusahaan pada pihak luar, sikap perusahaan terhadap risiko,  pertimbangan politis internal, waktu (timing), dan reaksi pesaing.
             Ada 4 langkah  dalam melakukan analisis dan memilih strategi, yaitu : a). Identifikasi  masalah-masalah strategis perusahaan; b). Mengembangkan alternatif-alternatif strategi yang didasarkan pada hasil analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat); c). Mengevaluasi alternatif-alternatif strategi yang ada; d). Menentukan strategi terbaik dan feasible bagi perusahaan.

4.  Mengimplementasikan strategi secara efektif dan efisien
           Strategi yang telah dipilih akan bermakna jika diimplementasikan. Dalam implementasi strategi ini diperlukan struktur organisasi, kepemimpinan, budaya, dan sistem reward yang mendukung,  sehingga strategi yang dipilih bisa meningkatkan kinerja perusahaan. Implementasi strategi juga perlu didukung oleh kebijakan yang memberi pedoman dan mengendalikan   keputusan-keputusan strategik.

5. Mengevaluasi dan mengontrol kinerja strategi.
            Evaluasi dan kontrol sangat diperlukan, karena, a). Adanya perubahan  lingkungan eksternal dan internal. Perubahan kondisi lingkungan ini sangat cepat dan sering sulit diprediksi. Dikhawatirkan tanpa adanya tindakan evaluasi dan kontrol akan mengakibatkan strategi yang ada tidak sesuai lagi yang justru akan dapat menurunkan kinerja perusahaan. b). Dengan semakin terdesentralisasinya kekuasaan dan wewenang dalam perusahaan, manajer memerlukan suatu alat untuk mengetahui kinerja anggota organisasi.
           
D. MANFAAT MANAJEMEN STRATEGIK
1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju oleh perusahaan.
2. Membantu perusahaan dalam beradaptasi dengan  lingkungan yang  selalu berubah.
3. Mempermudah perusahaan dalam mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.
4.  Memotivasi karyawan untuk ikut terlibat dalam implementasi   strategi yang dipilih oleh perusahaan.
5. Mengurangi aktivitas-aktivitas yang saling tumpang tindih dan mencegah munculnya masalah di masa yang akan datang.
6. Membantu  perusahaan agar lebih efektif dan efisien.
7. Mempermudah perusahaan dalam mencapai target kinerja yang diinginkan.
            
E. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM  MANAJEMEN STRATEGIK
            Semua anggota organisasi terlibat dalam manajemen strategik, mulai dari dewan direksi, manajer, staf  riset dan pengembangan, serta anggota organisasi lainnya.  Dewan direksi  dan manajer mempunyai peran untuk menyusun dan mengevaluasi strategi. Staf riset dan pengembangan bertugas untuk mengumpulkan, menganalisis data dan informasi-informasi yang diperlukan dalam penyusunan  strategi. Semua anggota organisasi yang lain terlibat dalam implementasi, evaluasi, dan kontrol terhadap strategi.

F. TINGKATAN-TINGKATAN MANAJEMEN STRATEGIK
             Ada 2   tingkatan manajemen strategik, yaitu:
a). Perusahaan yang  hanya menangani satu unit bisnis saja. Pada perusahaan jenis ini,
    ada 2 tingkatan yaitu, tingkat bisnis dan tingkat fungsional. Tanggung jawab pada tingkat bisnis  terpusat pada satu kelompok direktur atau manajer. Bentuk organisasi seperti ini  biasanya dimiliki oleh perusahaan kecil.
b). Perusahaan yang menangani lebih dari satu unit bisnis.  Pada jenis seperti ini ada 3 (tiga)  tingkatan manajemen strategik, yaitu tingkat korporasi, tingkat bisnis dan tingkat fungsional.
      Manajer tingkat korporasi bertanggung jawab untuk memperkuat citra perusahaan dan memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan. Manajer strategik tingkat bisnis  menentukan bagaimana perusahaan  akan bersaing di arena pasar-produk (product-market) tertentu. Mereka berusaha mengidentifikasi dan mengamankan segmen-segmen  pasar yang paling menguntungkan. Di tingkat fungsional, manajer menyusun sasaran tahunan dan strategi jangka pendek untuk departemen masing-masing. Dalam setiap unit bisnis, minimal terdiri dari departemen operasional, departemen pemasaran, departemen sumber daya manusia, departemen keuangan, serta  departemen riset dan pengembangan. Apabila para manajer tingkat korporasi dan bisnis memusatkan perhatian mereka pada “melakukan hal-hal yang benar”  sedangkan pada tingkat fungsional memusatkan perhatian mereka pada “melakukan sesuatu dengan benar”.
       Tingkatan Manajemen  Strategik
a). Alternatif  1 : Perusahaan mempunyai satu unit bisnis
                                         Tingkatan Manajemen Strategik untuk perusahaan yang
                                                                mempunyai satu unit bisnis  
b). Alternatif  2 : Perusahaan mempunyai lebih dari satu unit bisnis
           
    
                                         Tingkatan Manajemen Strategik untuk perusahaan yang
                                                          mempunyai lebih dari  satu unit bisnis  
G. KELEMAHAN-KELEMAHAN MANAJEMEN STRATEGIK
           Manajemen strategik dapat membantu mencapai tujuan perusahaan. Namun di sisi lain, manajemen strategik juga mempunyai kelemahan-kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain:
  1. Apabila visi, misi, dan tujuan perusahaan tidak bisa difahami oleh semua anggota organisasi, maka mereka kurang mempunyai komitmen dan tanggung jawab dalam implementasi strategi.
  2. Apabila pembuat strategi tidak dilibatkan dalam penerapan strategi, maka mereka akan mengelak tanggung jawab ketika strategi yang dipilih tidak sesuai dengan harapan.
  3. Apabila manajer tidak secara cermat melakukan evaluasi dan kontrol, maka strategi  tidak  berarti lagi bagi perusahaan.
  4. Apabila tujuan masing-masing departemen tidak terkoordinasi dengan baik,  maka akan menimbulkan benturan dan bisa menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

H. FAKTOR  PENENTU KEBERHASILAN MANAJEMEN STRATEGIK
1. Strategi yang dipilih sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal.
2. Strategi yang dipilih sangat realistis.
3. Strategi bisa dikomunikasikan dan difahami oleh anggota organisasi.
4. Strategi mudah  diimplementasikan oleh anggota organisasi.
5. Pimpinan mampu mengkoordinasi strategi dengan baik.
6. Pimpinan mempunyai komitmen tinggi dalam perencanaan, implementasi, evaluasi,
    dan kontrol strategi.
7. Budaya perusahaan  mudah disosialisasikan ketika perusahaan akan menerapkan
    strategi baru.

Belum ada Komentar untuk "Konsep Dasar Manajemen Strategik"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel