close

Freon R22: Pengertian, Fungsi, Dampak, dan Alternatif Pengganti

Pendahuluan

Dalam dunia sistem pendingin seperti AC (Air Conditioner), kulkas, dan chiller industri, istilah "freon" tentu sudah tidak asing lagi. Freon merupakan merek dagang untuk berbagai jenis refrigeran, dan salah satu jenis yang paling populer sejak puluhan tahun lalu adalah Freon R22 atau HCFC-22.

Freon R22 banyak digunakan karena memiliki efisiensi yang baik dan kestabilan kimia tinggi. Namun, seiring waktu, diketahui bahwa R22 berdampak buruk terhadap lingkungan, khususnya dalam hal perusakan lapisan ozon. Karena itu, penggunaan Freon R22 kini mulai dibatasi dan perlahan dihentikan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Dalam artikel ini, kita akan mengupas secara komprehensif tentang Freon R22, mulai dari pengertian, karakteristik, sejarah penggunaan, hingga dampaknya bagi lingkungan serta alternatif pengganti yang ramah lingkungan. 

Freon R22

Artikel ini juga akan membahas regulasi pemerintah terkait penggunaan Freon R22 dan tips perawatan alat pendingin yang masih menggunakannya.

Apa Itu Freon R22?

Pengertian Freon R22

Freon R22 atau dikenal juga sebagai HCFC-22 (Hydrochlorofluorocarbon-22) adalah salah satu jenis zat pendingin (refrigeran) sintetis yang banyak digunakan dalam sistem AC, pendingin komersial, dan sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning). Komposisinya terdiri dari senyawa hidrogen, klor, fluorin, dan karbon.

Freon R22 memiliki rumus kimia CHClF₂ dan dikembangkan pertama kali sebagai pengganti CFC (Chlorofluorocarbon), karena pada awalnya dianggap lebih ramah lingkungan. Namun, belakangan diketahui bahwa R22 juga memiliki potensi merusak ozon, meski tidak seburuk CFC.

Karakteristik Freon R22

  • Warna dan Bau: Gas tidak berwarna dan tidak berbau.
  • Tekanan Operasi: Bekerja pada tekanan sedang hingga tinggi, cocok untuk sistem AC rumah tangga dan komersial.
  • Efisiensi Termal: Memiliki efisiensi pendinginan yang baik.
  • Stabilitas Kimia: Sangat stabil dalam sistem tertutup.
  • Flammability (Daya Bakar): Tidak mudah terbakar.
  • ODP (Ozone Depletion Potential): 0.05 – 0.1 (masih memiliki potensi merusak ozon).
  • GWP (Global Warming Potential): Sekitar 1.810, cukup tinggi untuk pemanasan global.

Sejarah dan Penggunaan Freon R22

Freon R22 mulai digunakan secara luas sejak tahun 1950-an sebagai pengganti CFC-12 (Freon R12), yang lebih berbahaya terhadap lapisan ozon. Popularitasnya meningkat karena sistem pendingin dengan R22 dikenal handal, murah, dan efisien.

Bidang Penggunaan R22

  • AC Rumah Tangga dan Komersial

Pendingin Supermarket dan Chiller

  • Cold Storage dan Freezer Industri

Unit HVAC di Gedung dan Pabrik

  • Sistem Refrigerasi Transportasi

Hingga awal tahun 2000-an, Freon R22 masih menjadi pilihan utama dalam instalasi pendingin. Namun, sejak diketahuinya dampak negatif terhadap lingkungan, penggunaannya mulai dibatasi.

Dampak Freon R22 terhadap Lingkungan

Salah satu alasan utama mengapa Freon R22 mulai dihentikan adalah karena dampaknya terhadap lapisan ozon dan pemanasan global.

1. Perusakan Lapisan Ozon

R22 mengandung atom klorin, yang bila terlepas ke atmosfer dapat bereaksi dengan molekul ozon (O₃), menyebabkan rusaknya lapisan pelindung bumi dari radiasi ultraviolet. Meskipun potensi perusakan ozon R22 lebih rendah dari CFC, tetap dianggap berbahaya.

2. Kontribusi Terhadap Pemanasan Global

R22 memiliki GWP sekitar 1.810, artinya 1 kg R22 memiliki efek rumah kaca setara dengan 1.810 kg karbon dioksida. Ini membuatnya berkontribusi besar terhadap pemanasan global.

3. Risiko Lingkungan Lain

Pelepasan R22 secara tidak terkendali dapat mencemari udara dan membahayakan ekosistem jika tidak ditangani secara profesional.

Larangan dan Penghentian Freon R22

Protokol Montreal

Penggunaan R22 diatur oleh Protokol Montreal, perjanjian internasional yang bertujuan mengurangi zat-zat perusak ozon. Dalam protokol ini, negara-negara anggota (termasuk Indonesia) diwajibkan menghentikan penggunaan HCFC, termasuk R22, secara bertahap.

Regulasi di Indonesia

Sejak 1 Januari 2020, Indonesia secara resmi menghentikan impor R22 untuk peralatan baru.

Masih diizinkan digunakan untuk perawatan atau perbaikan sistem lama, namun secara bertahap akan dihentikan sepenuhnya pada tahun-tahun mendatang.

Pemerintah mendorong penggunaan refrigeran alternatif yang ramah lingkungan, seperti R410A, R32, R290, dan R134a.

Alternatif Pengganti Freon R22

Berikut beberapa alternatif yang lebih ramah lingkungan dan efisien:

1. R410A

  • Campuran HFC tanpa klorin.
  • Tidak merusak ozon (ODP = 0), tetapi GWP tinggi (~2.088).
  • Tekanan kerja lebih tinggi dari R22.
  • Umum digunakan pada AC split generasi baru.

2. R32

  • HFC tunggal dengan GWP lebih rendah (~675).
  • Tidak merusak ozon.
  • Efisiensi tinggi dan populer di Indonesia.
  • Banyak digunakan pada produk AC Daikin dan Panasonic terbaru.

3. R134a

  • Digunakan pada sistem refrigerasi dan mobil.
  • GWP ~1.430, ODP = 0.
  • Tidak cocok untuk AC bertekanan tinggi.

4. R290 (Propana)

  • Refrigeran hidrokarbon alami.
  • Sangat ramah lingkungan (GWP = 3, ODP = 0).
  • Mudah terbakar, sehingga penggunaannya dibatasi.

Tips Perawatan Alat dengan Freon R22

Bagi Anda yang masih menggunakan peralatan dengan R22, berikut tips agar tetap aman dan efisien:

Lakukan Servis Berkala

  • Cek tekanan dan volume freon agar tidak bocor.

Hindari Kebocoran

  • Kebocoran R22 tidak hanya membahayakan lingkungan tapi juga mengurangi efisiensi alat.

Gunakan Teknisi Bersertifikat

  • Hanya teknisi berlisensi yang boleh menangani pengisian atau pemindahan R22.

Rencanakan Konversi ke Refrigeran Baru

  • Jika memungkinkan, lakukan retrofitting ke sistem yang kompatibel dengan R32 atau R410A.

Simpan dan Buang Freon Sesuai Prosedur

  • Jangan membuang R22 ke udara bebas. Gunakan alat recovery dan disposal yang sesuai standar.

Apakah Freon R22 Masih Legal Digunakan?

Saat ini, R22 masih legal digunakan untuk peralatan lama di Indonesia, namun sudah tidak diperbolehkan untuk digunakan pada produk baru. Penggunaannya pun hanya boleh untuk keperluan servis dan harus melalui teknisi resmi yang memahami prosedur penanganannya.

Ketersediaan R22 di pasaran mulai menurun, dan harganya semakin mahal. Karena itu, produsen dan konsumen didorong untuk beralih ke refrigeran yang lebih aman dan efisien.

Harga Freon R22 di Pasaran (2025)

Berikut adalah kisaran harga Freon R22 di Indonesia:

Harga Freon R22 di Pasaran (2025)

Harga bisa berbeda tergantung lokasi, ketersediaan, dan kebijakan distribusi.

Kesimpulan

Freon R22 telah memainkan peran penting dalam perkembangan sistem pendingin selama puluhan tahun. Namun, karena kandungannya yang berbahaya bagi lapisan ozon dan tingginya potensi pemanasan global, penggunaannya kini semakin dibatasi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Pengguna sistem pendingin berbasis R22 perlu bersiap menghadapi masa transisi, baik melalui penggantian unit dengan refrigeran baru atau melakukan retrofitting yang aman. 

Penggunaan R22 untuk peralatan lama masih diperbolehkan, namun harus mengikuti prosedur ketat demi keselamatan dan perlindungan lingkungan.

Sebagai konsumen cerdas, penting untuk memahami karakteristik freon yang digunakan, mematuhi regulasi, dan secara aktif mendukung penggunaan refrigeran yang lebih ramah lingkungan.

Belum ada Komentar untuk "Freon R22: Pengertian, Fungsi, Dampak, dan Alternatif Pengganti"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel